Jakarta –Wakil Menteri (Wamen) Perindustrian Alex SW Retraubun membuka pameran Sumatra Barat Food and Craft V di Plasa Industri, Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (8/5). Dalam pembukaan tersebut dikemukakan bahwa pemerintah terus mendorong industri kecil dan menengah (IKM) sebagai basis ekonomi kerakyatan yang perlu dikembangkan dalam upaya membangun ekonomi dalam negeri.
Alex mengakui, permasalahan utama yang dihadapi IKM saat ini adalah strategi pemasaran produk. Maka, menurutnya, salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pameran. Wamen pun memberikan apresiasinya kepada Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumatera Barat yang bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian untuk menyelenggarakan pameran sebagai ajang promosi produk unggulan dari Ranah Minang.
“Saya sebagai orang Ambon, mengakui budaya Sumatera barat khususnnya untuk industri kuliner memang sangat top (juara). Saya bisa buktikan kenapa itu bisa top, karena kalau teman-teman pergi ke Ambon, sampai kecamatan-kecamatan di sana, itu restoran Padang bertebaran sangat banyak. Tetapi Anda tidak akan pernah menemukan restoran Ambon bertebaran di Sumatera Barat. Di situlah gambaran tentang keunggulan komperatif dari budaya Sumatera Barat,” ungkapnya seraya berkelakar saat memberikan sambutan.
Perlu diketahui, potensi industri pangan atau kerajinan di Sumatera Barat terus berkembang. Hal itu terlihat dari jumlah IKM sektor pangan mencapai 14.863 unit yang menyerap tenaga kerja sekitar 42.474 orang, sementara jumlah IKM sektor kerajinan mencapai 4.606 unit dengan menyerap 29.880 tenaga kerja. IKM pangan maupun kerajinan di Sumatera Barat saat ini sudah mengelompok di suatu wilayah tertentu (klaster) atau sentra industri yang akan terus dikembangkan menjadi andalan perekonomian daerah.
Oleh karena itu, para perajin dan masyarakat di Sumatera Barat dituntut untuk terus menggali keunikan karya budaya lokal sehingga dapat dikembangkan menjadi produk unggulan daerah khususnya industri kreatif. “Industri kreatif akan terus kami dorong sebagai salah satu dasar untuk pengembangan ekonomi dalam negeri,” ujar Wamen.
Selanjutnya, Wamen berharap Dekranas khususnya Dekranasda Sumatera Barat agar lebih meningkatkan pembinaannya sehingga para perajin dapat berkembang menjadi lebih maju dan mandiri. Tentunya hal itu didukung dengan kreativitas dan inovasi sehingga dapat memenangkan persaingan global yang sangat kompetitif.
“Saya berharap juga Dekranas dan Dekranasda dapat membuat program-program yang ditujukan untuk peningkatan daya saing produk seperti program pelatihan, bimbingan, dan pendampingan yang berkelanjutan serta terintegrasi dengan pasar,” urainya. Wamen meyakini, jika program tersebut terlaksana akan sangat membantu program Pemerintah dalam pengembangan industri yang dapat membantu mengatasi masalah pengangguran karena membuka lapangan kerja, sehingga akan mengentaskan kemiskinan di daerah setempat.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen IKM Euis Saedah memaparkan, peserta yang mengikuti pameran Sumatra Barat Food and Craft V sebanyak 46 IKM yang merupakan binaan dari Dekranasda Provinsi dan Kabupaten-Kota se-Sumatera Barat. Pameran diselenggarakan selama 4 hari mulai tanggal 8-11 Mei 2012 yang dibuka selama jam kerja. Produk yang ditampilkan antara lain produk kerajinan dan sandang seperti tenun songket, bordir, sulaman, kerajinan perak, dan kerajinan kayu. Sedangkan untuk produk pangan, di antaranya keripik balado dan rendang. Aneka pangan juga disediakan seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, dan ikan olahan.
Euis mengatakan, promosi pameran telah dilakukan melalui media cetak dan elektronik. Diharapkan pameran dapat dikunjungi oleh masyarakat luas khususnya para pemerhati dan pecinta produk Sumatera Barat serta pembeli potensial lain di sekitar Jabodetabek.*** (puskom)
Share:Copyright © 2016 All rights Reserved | Template by Tim Pengelola Website Kemenperin