BERITA INDUSTRI

2021, Ekspor Alas Kaki Ditargetkan US$ 5,2 Miliar


Senin, 29 Maret 2021

Sumber: Investor Daily (29/03/2021)

JAKARTA – Nilai ekspor alas kaki nasional ditargetkan mencapai US$ 5,28 miliar atau setara Rp 76,22 triliun pada 2021, tumbuh 10% dibanding tahun lalu US$ 4,80 miliar. Pertumbuhan dua digit tersebut diyakini tercapai mengingat tren permintaan ekspor yang terus meningkat.

“Kami optimistis masih tumbuh terus tahun ini. Kami tidak terlalu muluk-muluk ya. Berdasarkan diskusi, kita bisa tumbuh di angka 10%. Walau sebenarnya kami optimistis bisa di atas 10%, karena tahun lalu saja di saat pandemi kita berhasil tumbuh 8,97%,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie kepada Investor Daily di Jakarta, baru-baru ini.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ek-spor alas kaki pada tahun 2020 mencapai US$ 4,80 miliar atau tumbuh 8,97% dibanding tahun sebelumnya US$ 4,40 miliar. Ekspor komoditas bernomor HS 64 tersebut mengon-tribusi 3,1% terhadap total ekspor nonmigas Indonesia.

Sementara itu sepanjang Januari-Februari 2021, ek-spor alas kaki tumbuh 10% dibanding periode sama tahun lalu. “Kita optimistis positif, karena melihat tren sekarang yang positif,” tutur Firman.

Dia menyebutkan, sejumlah tren positif itu adalah adanya investasi baru yang mau masuk dari Jepang, yaitu Asics. Selanjutnya komitmen buyer yang masih kuat, pertumbuhan industri di Jawa Tengah yang cukup signifikan. Kemudian, iklim investasi yang didukung oleh UU Cipta Kerja, dan pemulihan ekonomi paskapandemi di beberapa negara.

Mengenai investasi Asics, Firman mengaku, perusahaan Jepang tersebut telah berkoordinasi dengan anggota Aprisindo. “Sudah ada konfirmasi mengenai investasi itu di Tegal dan Pemalang, Jawa Tengah. Nanti ada dua jenis investasi yang dilakukan, yaitu investasi baru dan investasi untuk penambahan kapasitas,” terang dia.

Untuk investasi baru, menurut Firman, salah satu anggota Aprisindo pernah mengerjakan order sepatu untuk Asics,  tetapi pada 2015 stop order.

 

Investasi baru dari Asics kembali masuk untuk pengerjaan order tahun 2022. “Kami belum tahu alasan Asics kembali melakukan order. Namun, kalau dilihat, memang Jawa Tengah menjadi daya tarik tersendiri,” tutur dia.

Firman mengungkapkan, Jawa Tengah menjadi lokasi strategis bagi pabrikan untuk memproduksi alas kaki dengan biaya yang lebih efisien dibanding sentra alas kaki yang sudah ada sebelumnya di Pulau Jawa. Hal itu didukung adanya kemudahan investasi dengan berlakunya UU Cipta kerja. “Saya rasa beberapa faktor itu menjadi daya tarik Indonesia untuk menjadi sentra untuk suplier alas kaki dunia,” ujar dia.

Adapun untuk investasi penambahan kapasitas, Firman menerangkan, selama ini anggota Aprisindo memang ada yang masih membuat order sepatu untuk Asics. Maka dari itu, pada 2021-2022 mereka akan menambah kapasitas.

Hanya saja, Firman mengaku masih belum tahu detailnya, termasuk ren-cana nilai investasinya. “Yang di Cirebon kita belum dapat infonya, kita masih coba konfirmasi ke pemerintah daerah setempat dan anggota kita,” jelas dia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan, Asics, menyatakan komitmennya untuk mengembangkan produksi di Indonesia, antara lain di Cirebon, Jawa Barat, dan Tegal, Jawa Tengah yang akan mulai produksi pada Januari 2022. Kemudian di Pemalang, Jawa Tengah yang akan mulai produksi pada Maret 2023.

Perusahaan tersebut berencana merelokasi fasili-tasnya dari Tiongkok ke Indonesia. “Menarik karena Asics mengekspor hampir 90% produk yang dihasilkan di Indonesia ke negara-negara besar seperti Amerika Serikat,” ungkap dia.

 

 
Share:

Twitter