BERITA INDUSTRI

Industri yang Berorientasi Ekspor Jadi Sasaran Investasi


Kamis, 28 Januari 2021

Sumber: Koran Tempo (28/01/2020)


JAKARTA – Pemerintah sedang memetakan sektor-sektor yang berpeluang menjadi sasaran investasi pemodal domestik dan asing pada tahun ini. Deputi Bidang Koordinasi Makroekonomi dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir, memperkirakan modal baru banyak mengalir ke sektor industri yang memproduksi barang ekspor, seperti makanan dan minuman, hortikultura, serta alat kesehatan.


"Sektor-sektor tersebut perlu didorong pendanaannya supaya cepat tumbuh,” ucap dia kepada Tempo, kemarin. Menurut Iskandar, gairah ekspor mulai muncul kembali seiring dengan pulihnya jalur distribusi perdagangan yang tersendat karena pandemi Covid-19.


Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun lalu mencapai Rp 826,3 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding target yang dibebankan pemerintah sebesar Rp 817,2 triliun. BKPM menyatakan, dalam lima tahun terakhir, baru pada 2020 realisasi investasi didominasi oleh penanaman modal dalam negeri.


Meski modal asing tak dominan pada tahun lalu, Iskandar mengimbuhkan, pemerintah tetap gencar menjajakan sektor-sektor investasi yang kerap dilirik investor asing, seperti hasil tambang dan petrokimia. "Seiring dengan kebijakan kemudahan perizinan, target realisasi berikutnya pasti bisa dicapai,” ucapnya. Untuk 2021, BKPM menargetkan realisasi investasi senilai Rp 858,5 triliun.


Direktur Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito, mengatakan pemerintah terus mengembangkan infrastruktur di kawasan-kawasan industri guna memenuhi keinginan calon investor. Lima sektor pokok yang sedang menjadi perhatian pengembang kawasan adalah otomotif, elektronik, makanan dan minuman, tekstil, serta kimia. "Selain itu ada dua sektor baru yang berkembang pada masa pandemi, yaitu alat kesehatan dan produk farmasi,” ujar dia.


Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, hingga kuartal terakhir 2020, Indonesia sudah memiliki 127 kawasan industri dengan total luas lahan sekitar 55 ribu hektare. Lebih dari 80 kawasan industri berada di Pulau Jawa, dan sisanya tersebar di Sumatera, Kalimantan, serta Sulawesi. Kementerian Perindustrian tengah mengupayakan pengembangan berbagai kawasan baru untuk mencapai target 156 kawasan industri seluas total 65 ribu hektare.


Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, mengatakan keberadaan infrastruktur publik, seperti jalan dan sumber air, berpeluang disokong pemodal asing. Meski begitu, mayoritas pembiayaannya masih akan bersumber dari kas negara serta menjadi proyek penugasan untuk kementerian dan lembaga. Adapun pendanaan swasta, kata dia, mengalir ke manufaktur. "Sektor olahan logam, seperti nikel, menjanjikan. Apalagi pemerintah telah mewajibkan penghiliran produk nikel di dalam negeri,” ujarnya.    


Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Transportasi, Carmelita Hartoto, menyebutkan industri manufaktur masih akan menjadi target utama investasi pada 2021. Sementara itu, sektor angkutan, khususnya udara dan laut, belum akan pulih karena kebijakan pembatasan mobilitas. Adapun pergerakan sektor angkutan darat masih akan tinggi karena dimanfaatkan untuk mendistribusikan bahan baku industri.



Share:

Twitter