Fokus kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK pada tahun ketiga adalah kerja bersama (#Kerja3ersama) untuk pemerataan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Seluruh elemen bangsa harus ikut bergerak untuk mewujudkannya, terutama Kementerian Perindustrian sebagai akselerator pembangunan dan penggerak roda ekonomi di Indonesia. Kementerian Perindustrian melaksanakan visi tersebut dengan tiga cara yaitu; Pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau Jawa, Penumbuhan populasi industri, serta peningkatan daya saing dan produktivitas industri. Berikut adalah hasil nyata dari ketiga cara tersebut.
Meningkatnya Kawasan Industri Baru Baik di Pulau Jawa Maupun di Luar Pulau Jawa
Pada tahun 2015 hingga 2017, telah dibangun tiga kawasan industri baru di Pulau Jawa dan tujuh kawasan industri baru di luar Pulau Jawa. Meningkatnya kawasan industri juga diiringi dengan penyerapan tenaga kerja yang semakin banyak, yaitu mencapai angka 38.432 orang.
Meningkatnya Jumlah Unit Usaha dan Penyerapan Tenaga Kerja
Data Kementerian Perindustrian pada tahun 2016 menunjukan terdapat 4,4 juta unit usaha dan 10,1 juta tenaga kerja. Angka ini meningkat menjadi 4,59 juta unit usaha dan 10,23 juta tenaga kerja di tahun 2017. Peningkatan jumlah unit usaha menengah dan sedang mencapai angka 4.433 sampai triwulan II tahun 2017. Industri besar dan sedang pun tidak diam di tempat dalam hal penyerapan tenaga kerja. Industri ini pada tahun 2014 mencapai angka 15,39 juta orang dan di triwulan II 2017 sudah mencapai angka 16,57 juta orang. Angka ini diprediksi terus meningkat hingga mencapai 17,1 juta orang pada tahun 2019.
Meningkatnya Kontribusi Industri Terhadap PDB Nasional
Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada para pelaku industri tetapi juga berdampak pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional. Industri pengolahan non-migas mengalami pertumbuhan tertinggi dibanding industri lainnya dan memberikan kontribusi sebesar 17,76% terhadap PDB nasional pada triwulan III 2017.
Kita mampu melebihi angka-angka tersebut dengan bersatu padu. Industri yang sudah berdiri akan langsung jatuh apabila tidak diiringi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itulah, Kementerian Perindustrian berperan aktif dalam program pendidikan Vokasi Industri yang membekali para pesertanya ilmu pengetahuan dasar mengenai berbagai kebutuhan dunia kerja, sekaligus menempatkan mereka ke dalam bidang industri sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Terdapat pula program e-Smart yang memberi akses kepada pelaku usaha kecil dan menengah ke database nasional untuk melihat pula pasar yang sudah tersedia.
Roda perekonomian dapat berputar dan berjalan berkat adanya produsen dan konsumen yang saling melengkapi satu sama lain. Pertumbuhan ekonomi yang pesat menunjukan bahwa membaiknya keadaan ekonomi. Hal ini bisa berarti makin banyaknya individu yang mengalami peningkatan pada taraf ekonominya. Peningkatan taraf ekonomi tersebut tidak akan berpengaruh banyak apabila individu-individu tersebut tidak membelanjakan uangnya untuk produk di dalam negeri.
Untuk pelaku produksi, tidak ada seorang individu yang rela menghabiskan uang hasil kerja kerasnya untuk barang atau jasa yang tidak berkualitas. Para pembeli di zaman modern lebih memilih barang atau jasa yang berkualitas dan bermanfaat dibandingkan harus menghabiskan uang banyak untuk yang tidak ada jaminan mutu. Cinta produk dalam negeri adalah tantangan untuk kita bersama. Tantangan bagi produsen untuk menghasilkan produk berkualitas dan tantangan untuk konsumen untuk mengesampingkan gengsi dan memilih produk dalam negeri yang bermutu. Saat kedua pihak telah melakukan timbal balik sama besar, tidak perlu diragukan jika perekonomian Indonesia akan terus meningkat.
Share:Copyright © 2016 All rights Reserved | Template by Tim Pengelola Website Kemenperin