KEGIATAN KEMENPERIN

Conference & Technology Forum for Indonesia Steel Industry Development


Rabu, 25 Nopember 2015

 


Pembangunan infrastruktur, konstruksi dan terus tumbuhnya industri termasuk galangan kapal dan otomotif membutuhkan bahan baku baja.  Kebutuhan baja kasar (crude steel) tercatat terus menanjak, dari 7,4 juta ton pada tahun 2009 menjadi 12,7 Juta ton pada tahun 2014.


“Guna memenuhi permintaan baja domestik dan menghindari ketergantungan yang tinggi terhadap baja impor, maka masih diperlukan banyak investasi di sektor baja. ‘ Demikian beberapa hal yang diungkapkan Menteri Perindustrian Saleh Husin saat menjadi pembicara utama pada Conference & Technology Forum for Indonesia Steel Industry Development di Jakarta, Selasa 24 November 2015.


Saat ini, Saleh mengatakan, tumbuhnya industri baja hulu menunjukkan ke arah yang positif. Jika sebelumnya hanya diwakili PT. Krakatau Steel dengan teknologi HYLS/ Reduksi Langsung, namun sekarang telah tumbuh beberapa industri baja hulu antara lain PT. Krakatau Posco, PT. Indoferro, PT. Meratus Jaya Iron and Steel, PT. Delta Prima Steel, dan Gunung Steel Group melalui PT. Gunung Raja Paksi serta PT. Gunung Gahapi Sakti.


Terkait P3DN, Kementerian Perindustrian berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk peningkatan penyerapan produk baja nasional, terutama pada proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang menggunakan APBN. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas baja nasional.



Share:

Berita Serupa

Kegiatan Lainnya  

Twitter